Marwan Batubara. Dok Marwan Batubara.com
JAKARTA - Indonesian Resources Studies (IRES) menyatakan Indonesia telah dirugikan dalam penerimaan negara atas PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tak tanggung-tanggung jumlahnya setengah dari keuntungan PTFI.
Berdasarkan laporan keuangan 2008 yang diperoleh IRES, penerimaan negara dari pajak dan royalti selama 2004-2008 adalah sebesar USD4,41 miliar. Sementara total pendapatan PTFI selama periode tersebut sebanyak USD17,89 miliar.
Sekalipun seluruh pengeluaran biaya operasi dan pajak yang dikeluarkan PTFI diasumsikan sebesar 50 persen dari pendapatan, maka PTFI masih untung dengan total penerimaan bersih sebesar USD8,94 miliar.
"Oleh karena itu, kesenjangan penerimaan yang merugikan Indonesia ini, harus segera diubah dan caranya adalah dengan melakukan negosiasi kembali kontrak karya (KK) dan pemilikan saham PTFI oleh BUMN," tutur Direktur Eksekutif IRES Marwan Batubara, saat seminar tambang Mineral Freeport untuk Sebesar-besar Kemakmuran Rakyat, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (4/3/2010).
Saat ini saham PTFI masih dikuasai Freeport-McMoran Copper and Gold Inc sebesar 81,28 persen. Sementara sisanya sebesar 9,36 persen dimiliki Indocooper Investama dan 9,36 persen milik pemerintah.
Sekadar informasi, secara garis besar Freeport Indonesia dieksploitasi pada dua periode yakni periode eltsberg (1967-1988) serta periode grasberg (1988-sekarang).
Pada periode eltsberg data IRES menyebutkan total pendapatan yang dihasilkan PTFI lebih dari USD70 miliar. Sementara pada periode grasberg total potensi pendapatan mencapai USD256,11 miliar.
0 komentar:
Posting Komentar