JAKARTA - Salah satu faktor yang menyebabkan remaja terjebak pada praktik hubungan seks di luar nikah adalah rasa penasaran, ingin tahu dan merasakan bagaimana petualangan cinta.
Meski harus kehilangan virginitas, pelaku mengaku tidak menyesal. Mereka juga tidak takut hamil lantaran bisa digugurkan atau aborsi. Bagi wanita dari kalangan tertentu, memang keperawanan menjadi simbol kesucian. Hanya untuk suami sah dalam ikatan sakral pernihakan virginitas diserahkan.
Namun realitanya dalam kehidupan perkotaan dan mungkin kini sudah merambah ke pedesaan, nilai kegadisan bukan menjadi sesuatu yang harus dijaga dan dipertahankan sebagai simbol kehormatan dan kesucian. Apalagi kini sudah ada permak selaput dara menjadi tumpuan untuk mengembalikan simbol kesucian palsu tersebut.
"Aku enggak menyesal kehilangan virginitas. Semenjak aku mendengar ada operasi selaput dara Rp1 juta aku enggak menyesal lagi," ungkap Bunga, pelajar SMP di Jakarta saat berceita kepada tim okezone.
Lebih lanjut dia menuturkan informasi tersebut didapat dari media massa. "Ceritanya aku lagi nonton televisi sama dua orang teman aku dan ada berita tentang operasi selaput dara. Kita berpikir, oh baguslah kalau begitu," ungkap Bunga yang mengaku lebih dari 30 kali melakukan ML.
Menurut Bunga, tidak hanya dirinya yang kerap melakukan ML, namun teman-temannya di sekolah juga melakukan hal yang sama.
"Mereka juga sering melakukan itu. Sebenarnya udah biasa yang seperti itu (ML). Di sekolah itu ada geng. Geng itu sudah empat tahun bediri. Dari anggota geng itu aku tahu yang sudah pernah ML ada 8 orang dari 20 orangan. Di luar geng itu juga banyak kok yang sudah ML," ungkapnya.
Terkait hubungan seks, dia mengaku bukan hal yang tabu. "Aku gak menganggap tabu, sudah biasa. Bohong kalau bilang nggak pernah. Yang kelas 3 ya pastilah ada yang sudah, tapi nggak hampir semua sih," jelasnya.
Bahkan Bunga menceritakan pengalaman menyaksikan temannya melakukan adegan layaknya suami istri. "Banyak kok temen aku yg sudah pernah ML. Waktu itu aku sama temen aku ke rumah pacar temen aku dan dia ML di belakang aku. Dan aku disuruh jagain pintu," tuturnya yang bisa membedakan dari muka mana yang sudah pernah dan belum ML. "Yang mukanya rada-rada bandel dan genit pasti sudah pernah ML," ujarnya memberi sedikit petunjuk.
Kendati demikian, mereka yang menjual diri di sekolahnya tidak ada. "Tapi kalau dibooking itu ada di sekolah aku tapi enggak untuk ML, untuk dicolek-colek grepe-grepe (diraba-raba) doang dan itu tidak dibayar tapi kemauan sendiri," kata Bunga.
Biasanya, sambung dia, yang berani membooking anak yang jago tawuran dan pasti diberi. "Karena kalau ada masalah biar dibela sama jagoan tawuran. Mintanya memang enggak terang-terangan ngajakin ML tapi kalau ngajak jalan atau nonton, itu isyarat pasti minta ML," cerita Bunga penuh pengalaman.
Menurut Bunga, pihak sekolah sebenarnya tahu mana murid yang sudah pernah melakukan ML. "Di sekolah kalau pacaran enggak terang-terangan boleh, paling cuma diliatin doang dan ditegur sama gurunya kalau ketahuan pacaran. Tapi kalau pacaran di kelas itu baru dipanggil. Guru yang genit juga banyak kok," jelasnya.
Tempat tongkrongan di mana? "Kalau nongkrong di PIM, Kemang, Bintaro, atau di rumah salah satu teman. Biasanya yang berani ML itu orang-orang yang berada. Biasanya mereka itu kelas 2 yang udah pernah melakukan," ungkapnya.
Kok bisa tahu? "Saya tahu banyak yang sudah ML dari temen-temen saya karena di tempat latihan cheer (cheerleader). Kalau sedang istirahat, ada yang tanya sudah pernah ngapain aja sama pacaranya, makanya cerita deh kalau sudah pernah pada ML," ujar Bunga seraya merujuk temannya di sejumlah sekolah lainnya yang juga memiliki pengalaman seks sama akibat terlalu sangat sayang pada pacar dan kondisi rumah yang kosong.
Namun benarkah keperawanan bisa dibeli dengan cara operasi selaput dara? Nantikan tulisan selanjutnya!
http://okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar